Senin, 15 Februari 2021

Hobi Jadi Caraku Untuk Hadapi Resesi Keuangan di Waktu Pandemi

 


Menjadi istri, ibu juga bendahara rumah tangga bukanlah hal yang mudah dilakukan apalagi saat pandemi melanda. Banyak hal yang harus berubah serta disesuaikan sejak Covid-19 melanda seluruh negara di dunia. Terutama yang menyangkut keuangan karena nyatanya bahkan yang harus kehilangan pekerjaan. Bahkan yang memiliki usaha pun terpaksa harus memberhentikan sebagian karyawana. Begitu pula dengan yang aku dan suami alami, tak jauh berbeda dengan  yang lainnya.

Saat pandemi melanda, kami terpaksa harus berdiam di rumah tanpa ada penghasilan yang masuk. Sedangkan pengeluaran sehari-hari serta sekolah anak dan lainnya tetap harus terpenuhi. Meskipun memiliki tabungan, akan tetapi lama kelamaan tentu akan habis juga. Dan sebagai seorang ibu, pastinya tak ingin melihat anaknya mengalami kekurangan. Otak pun berpikir keras, karena bisnis catering anak sekolah terhenti juga sejak sekolah dilakukan secara daring.

Bermula dari kesukaan membuat aneka cemilan dan menguploadnya di status wa, akhirnya anak-anak memberikan ide. Mereka meminta aku untuk mencoba berjualan melalui status di wa, siapa tahu berhasil. Dan betul saja, meskipun awalnya hanya sekitaran rumah dan teman-teman saja. Berkat hobi membuat aneka cemilan, kami dapat bertahan ditengah resesi keuangan akibat pandemi. Aku  mencoba berjualan :



1.      Bakso sapi dan ayam, baik yang premium maupun ekonomis. Hal ini untuk menyiasati kemampuan pembeli yang berbeda-beda.

2.      Pempek ikan tenggiri. Aku  sengaja membuat dalam dua pilihan yaitu premium yang kadar daging ikan tenggirinya cukup banyak dalam satu adonan. Sedangkan yang ekonomis, untuk yang ingin paket hemat tapi tak mengurangi rasa ikan meskipun tak sebanyak premium.

3.      Tekwan khas dari Palembang. Resep ini aku dapat saat masih  tinggal di kota Cilegon dan tetangga dekat kebetulan orang Palembang. Dari beliau lah aku belajar cara membuat serta memilih ikan, apalagi di Cilegon banyak jenis ikan yang bisa didapat.

4.      Dimsum atau aneka siomay. Yang satu ini bukan hanya banyak yang menyukai, setengah adonan yang ku buat pasti habis oleh duo kriwil. Isi ikan, crabstick, mozarella, ayam serta ayam udang menjadi pilihan yang ada, dinikmati bersama saus kacang atau saus chili.

5.      Chicken steak with black pepper sauce. Yang satu ini menjadi best seller, karena rasa saus yang berbeda serta daging ayam yang empuk serta harga terjangkau. Aku  belajar membuat ini saat sebelum pandemi di salah satu kelas memasak di Jabarpreneur.



6.      Sushi roll. Yang satu ini paling disukai oleh konsumen anak-anak karena isi yang berbeda-beda dalam setiap packnya. Harga jualnya pun sengaja dibuat terjangkau dengan isi 8 pcs, sosis, crabstick, fishroll, keju pilihannya.

7.      Spagheti dan sosis bakar, menu lainnya yang disukai anak-anak dan harganya cukup terjangkau dengan kondisi saat pandemi.

8.      Dessert box yang tengah kekinian.

Dan masih banyak lagi menu lainnya yang seringkali dibuat berdasarkan pada pesanan konsumen. Berawal dari hobi makan, kemudian ingin hemat jadi mengikuti berbagai kelas memasak. Hingga akhirnya menjadi penolong saat kondisi keuangan keluarga disaat pandemi. Bahkan karena hobi itu pula, lebih banyak yang mengenal aku sebagai tukang masak. Padahal cuma bisa bikin cemilan yang mudah saja tak lebih dari itu, tapi tetap harus di syukuri. Mau tak mau impian untuk menulis karya solo pun terpaksa ditunda demi amannya kehidupan keluarga.

Meskipun tak sepenuhnya ditinggalkan karena aku masih mengambil sedikit pekerjaan membuat artikel. Meskipun sering dibilang receh karena fee yang didapat kecil, akan tetapi jika dikumpulkan cukup lumayan juga. Saat pandemi dan mengalami resesi keuangan, apa pun akan dilakukan demi keluarga. Dan hobi memasak serta menulis menjadi salah satu penolongnya. Meskipun suamiku sama berusahanya, untuk sementara tak ada pekerjaan, maka menjadi kurir pesanan. Ya, suami dengan rela berkeliling mengantar semua pesanan serta mengantarku belanja semua kebutuhan.

Apa pun masalah dan kondisi buruk yang terjadi, jika pasangan suami istri mau berusaha bersama pasti akan menemukan jalan keluarnya. Hal serupa pasti dilakukan oleh ibu  juga pasangan suami istri lainnya.

 

Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 days writting challenge sahabat hosting.

7 komentar:

  1. Masya Allah, Mbak Dina pinter masak ya. Alhamdulillah bisa dimanfaatkan untuk jadi sumber penghasilan.
    Semoga usaha kulinernya bisa semakin berkembang ya, Mbak. Sukses, selalu.

    BalasHapus
  2. Keren banget mbak dina. Pinter masak. Dan memang pekerjaan yang bermula dari hobi tu mengasyikkan. Kita mengerjakannya dengan sepenuh hati. Berharap hasilnya akan menjadi berkah bagi keluarga.

    Semangat, mbak dina....

    BalasHapus
  3. Ya ampun kesukaan semua itu mbak, baca aja udah ngebayangin enaknya. Setiap ada kesulitan pasti ada jalan keluar asal kita bisa menyikapi dengan baik dan tidak panik, sebab kepanikan membuat kita jadi tidak bisa berpikir dengan baik. Semoga lancar dan sukses usahanya.

    BalasHapus
  4. mbak Dina ikut kelas masak online apa? Pengen ikutan juga? Apa ya, yang rekomended tapi nggak mahal heeee.... Terutama untuk frozen food. Saya pengen bikin sosis homemade

    BalasHapus
  5. Aku jadi terharu ama perjuangan keluarga mb Dina. Alhamdulillah anak-anak mengerti, malah kasih ide ya. Semoga lancar dan berkembang ya bisnisnya...Biar suami jadi manajer deh...Hehe...
    Coba dekat, aku pesen pempeknya deh...

    BalasHapus
  6. Keren Mbak Dima. Selain pintar menulis ternyata jago memasak pula. Salut Mbak. Semoga sukses selalu buat Mbak Dina dan keluarga. Amin🙏

    BalasHapus
  7. Masya Allah..semoga sukses ya Mbak usahanya
    Ini dikirim darimana , bisa ke Jakarta kah?
    Semoga tetap semangat dalam hadapi masa sulit ini!
    Sehat selalu yaa

    BalasHapus