Demam,
satu kata yang sering kita dengar dan pernah dialami baik oleh anak-anak maupun
orang dewasa. Dengan hanya memberi obat penurun panas dan istirahat yang cukup,
kita yakin akan sembuh dari demam. Namun, bagaimana jika mendengar kata “Akut”.
Tentunya pendapat kita akan berubah. Kata akut terasa begitu mengerikan, yang
ada dalam terbayang kita adalah akhir
atau pun kondisi makin parah dari sebelumnya. Agar tidak menjadi salah paham
dan salah pengertian, mari kita mengenai apa itu demam akut.
Demam
adalah suatu kondisi dimana tubuh sedang berjuang melawan penyakit ataupun
kuman yang menyerang. Demam sendiri
dapat disebabkan oleh infeksi ataupun non infeksi. Walaupun pada awalnya demam
merupakan satu penyakit yang menakutkan. Namun, seiring berjalannya waktu,
demam semakin mudah disembuhnya. Munculnya bermacam-macam demam, maka
penanganan dan pencegahannya pun berbeda termasuk gejala yang timbul. Demam yang
awalnya kita anggap sepele dapat berubah menjadi demam akut dan akhirnya demam
kronis.
Demam
pada umumnya dapat ditangani di rumah, kecuali pada kasus-kasus tertentu
seperti demam pada bayi atau balita. Sebagian besar penyebab demam adalah
karena infeksi virus yang tidak memerlukan pengobatan antibiotik Namun hal itu
tidak berarti demam tidak memerlukan penanganan lebih serius, apalagi jika
menimpa bayi atau balita. Pada bayi dibawah tiga bulan, jika mengalami demam
harus secepatkan diperiksa oleh dokter. Sedangkan demam pada bayi yang berusia
enam bulan keatas, harus diperiksa dalam jangka waktu 24 jam atau secepatnya
disaat kondisi semakin memburuk.
Mengingat
demam merupakan tanda atau alarm tubuh yang sedang berjuang melawan penyakit,
infeksi, cedera maupun peradangan maka bunda perlu memperhatikan gejala yang
timbul pada anak sehingga dapat membedakan antara demam akut dan demam kronis.
Sekarang
kita membahas apa itu demam akut dan demam kronis:
1. Demam
akut.
Adalah demam yang biasanya
berlangsung selama atau kurang dari tujuh hari. Demam akut dapat atau sering
disebabkan oleh infeksi seperti infeksi saluran pernafasan yaitu infeksi virus
seperti flu atau pilek. Infeksi lainnya penyebab demam akut adalah infeksi
saluran pencernaan, infeksi telinga, infeksi sinus, infeksi saluran kemih,
infeksi bakteri juga pneumonia. Jarang sekali demam akut disebabkan oleh efek
samping dari vaksinasi atau imunisasi, infeksi bakteri atau virus di otak,
meningitis dan konsumsi obat-obatan tertentu.
2.
Demam
kronis.
Biasanya berlangsung lebih lama dari
demam akut yaitu lebih dari tujuh hari. Dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
atau virus juga penyakit seperti hepatitis, pneumonia, sinusitis, tuberculosis,
infeksi saluaran cerna akibat bakteri atau parasit. Demam kronis bisa juga
diakibatkan oleh penyakit non infeksi seperti leukemia.
Dengan
sekarang kita telah mengetahui lebih banyak mengenai demam, baik demam ringan,
demam akut maupun demam kronis, diharapkan kita dapat lebih cepat dalam
penanganan. Semoga tulisan ini dapat sedikit membantu.
Kalau anak saya dulu sering deman ketika habis imunisasi mba, itu demam apa namanya yah? hehe
BalasHapusSama mba, saat anakku kecil juga suka demam kalau abis di imunisasi dan itu wajar terjadi.
HapusSebetulnya demam itu bukan penyakit, melainkan gejala penyakit. Jadi memang perlu dutelusuri apa penyebab demamnya, apakah infeksi atau non-infeksi. Dan sebisa mungkin jangan sampai tunggu 7 hari teh. Tiga hari demam gak turun langsung ke dokter ya.
BalasHapusuntung ada bu dokter disini, makasih infonya bu dokter
HapusPaling resah kalau anak demam. Simbok harus stenbai memastikan anak nyaman dan demamnya reda.
BalasHapusbetul mba, harus siap2 begadang deh.
HapusDemam memang selalu bikin galau ibu.tapi setidaknya kita harus mengenali gejala demam pada anak agar tepat penanganannya untuk selanjutnya dibawa ke dokter
BalasHapusBener banget mba, karena sekarang banyak demam dengan berbagai gejala yang berbeda.
HapusSaya paling stres kalo anak demam, biasanya gak mau makan minum plus mulutnya sensitif obat. Hiiks.
BalasHapusAna-anak saya punya asma. Dulu, kalau sudah kambuh disertai demam tinggi benar-benar sudah bikin kekhawatiran saya menjadi-jadi. Syukurlah ketika makin besar dan kekebalan tubuh meningkat mereka sudah jarang kambuh lagi :)
BalasHapusBener Mbak, kalau denger kata akut, pasti jadi takut. Kesannya itu, udah parah banget. Padahal ada yang harus lebih diwaspadai ya, yaitu kronis.
BalasHapusWahhh, anak saya terhitung jarang demam, namun tetep aja kuatir mbak... Untungnya kalau ga merasa sakit banget, dia tetep makan minum kaya biasa.
BalasHapusAku paling ga betah kalau lagi sakit. Haduh dikit2 minum obat, meski sekadar demam. Apalagi kalau yang demam anak teh, bingung sendiri. Oh iya terima kasih infonya. Saya baru tahu macam2 demam
BalasHapus