Dalam kehidupan sehari-hari seringkali Emak direpotkan dengan berbagai sampah rumah tangga. Mulai dari sampah bekas botol minuman, makanan anak-anak sampai dengan sampai bekas memasak. Emak tentunya akan mencari jalan termudah dengan membuangnya dalam satu kantong plastik sampah. Padahal pemerintah sekarang sedang menggalangkan berbagai program dalam mengatasi permasalahan sampah ini. Emak dapat memulai dengan memisahkan sampah organik dan non organik. Dengan Emak melakukan pemisahan sampah ini, maka tanpa disadari Emak juga telah mengajarkan pada anak-anak sejak usia dini.
Diantara sampah non organik yang Emak buang setiap harinya, ada nilai rupiah yang dapat dihasilkan. Di beberapa kota besar telah berjalan program “ sampah jadi rupiah”. Di mana di setiap kampung ataupun Rukun Warga disediakan Bank Sampah yang tugasnya menampung sampah daur ulang yang disetorkan oleh para Emak. Setiap Emak anggota Bank Sampah akan mempunyai buku tabungan yang isinya mencatat rupiah yang dihasilkan dari sampah daur ulang yang disetorkan.
Sampah daur ulang yang dapat Emak kumpulkan dan setorkan ke Bank Sampah diantaranya adalah :
1. Botol plastik
2. Kotak atau dus bekas susu
3. Plastik bekas kopi
4. Kaleng bekas minuman ringan
5. Dan masih banyak lagi
Semua itu sampah yang dihasilkan setiap harinya didalam rumah. Jika Emak bayangkan sampah rumah tangga selama sebulan tentulah sangat banyak, tapi jika Emak dapat menukarkannya dengan beberapa rupiah tentulah sangat menyenangkan. Karena selain Emak membantu mengurangi sampah juga mendapat pemasukan. Walaupun tidak terlalu besar tapi jika Emak rajin mengumpulkan dan menyetornya ke Bank Sampah, dalam beberapa bulan Emak dapat menikmati nilai rupiahnya.
Sampah-sampah tersebut nantinya akan dimanfaatkan kembali dengan menjadikannya berbagai kreasi yang bernilai rupiah tentunya. Telah banyak barang-barang yang dihasilkan dari sampah yang Emak setorkan ke Bank Sampah. Seperti tas dan dompet dari bekas bungkus kopi atau celengan dari bekas kaleng minuman.
Mulai sekarang Emak dapat memilah sampah yang bernilai rupiah dan yang tidak. Selain membantu mengurangi sampah rumah tangga juga mendapat pemasukan.
Diantara sampah non organik yang Emak buang setiap harinya, ada nilai rupiah yang dapat dihasilkan. Di beberapa kota besar telah berjalan program “ sampah jadi rupiah”. Di mana di setiap kampung ataupun Rukun Warga disediakan Bank Sampah yang tugasnya menampung sampah daur ulang yang disetorkan oleh para Emak. Setiap Emak anggota Bank Sampah akan mempunyai buku tabungan yang isinya mencatat rupiah yang dihasilkan dari sampah daur ulang yang disetorkan.
Sampah daur ulang yang dapat Emak kumpulkan dan setorkan ke Bank Sampah diantaranya adalah :
1. Botol plastik
2. Kotak atau dus bekas susu
3. Plastik bekas kopi
4. Kaleng bekas minuman ringan
5. Dan masih banyak lagi
Semua itu sampah yang dihasilkan setiap harinya didalam rumah. Jika Emak bayangkan sampah rumah tangga selama sebulan tentulah sangat banyak, tapi jika Emak dapat menukarkannya dengan beberapa rupiah tentulah sangat menyenangkan. Karena selain Emak membantu mengurangi sampah juga mendapat pemasukan. Walaupun tidak terlalu besar tapi jika Emak rajin mengumpulkan dan menyetornya ke Bank Sampah, dalam beberapa bulan Emak dapat menikmati nilai rupiahnya.
Sampah-sampah tersebut nantinya akan dimanfaatkan kembali dengan menjadikannya berbagai kreasi yang bernilai rupiah tentunya. Telah banyak barang-barang yang dihasilkan dari sampah yang Emak setorkan ke Bank Sampah. Seperti tas dan dompet dari bekas bungkus kopi atau celengan dari bekas kaleng minuman.
Mulai sekarang Emak dapat memilah sampah yang bernilai rupiah dan yang tidak. Selain membantu mengurangi sampah rumah tangga juga mendapat pemasukan.